BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dewasa
ini tuntutan masyarakat terhadap kualitas layanan kesehatan semakin meningkat.
Hal tersebut didorong oleh berbagai perubahan mendasar di masyrakat baik
ekonomi, pendidikan, teknologi dan informasi serta berbagai perubahan lainnya.
Terlebih lagi tuntutan dari pemerintah yang memberikan kemudahan-kemudahan bagi
masyarakat untuk menerima pelayanan kesehatan. Tidak terkecuali perubahan
tuntutan masyarakat terhadap peningkatan kualitas layanan kebidanan. Salah satu layanan
kebidanan yang memerlukan peningkatan kualitas layanan adalah pelayanan asuhan
terhadap bayi hipotermia.
Kehidupan bayi baru
lahir yang paling kritis adalah saat mengalami masa transisidari kehidupan
intrauter ke kehidupan ekstrauterin. Slah satu yang menjadi masalah yang
dialami bayi pada masa transisi ini adalah hipotermia. Hipotermia yaitu
penurunan suhu tubuh bayi dibawah suhu normal.
Peran bidan sangat diperlukan untuk mencengah terjadinya risiko
hipotermia pada bayi.seorang bidan itu harusn memiliki pengetahuan yng
luas,sikap dan keterampilan dalam melakukan asuhan untuk mencengah terjadinya
hal yang tidak diinginkan. Bayi
yang mengalami hipotermia mempunyai risiko tinggi terhadap kematian sehingga
memerlukan pengawasan oleh perawatan yang intensif dan ketat dari tenaga
kesehatan yang berpengalaman dan berkualitas tinggi.
B. Angka Kejadian
Laporan WHO tahun 2005 angka kematian bayi baru lahir di Indonesia
adalah 20 per 1000 kelahiran hidup. Jika angka kelahiran hidup di Indonesia
sekitar 5 juta per tahun dan angka kematian bayi 20 per 1000 kelahiran hidup,
berarti sama halnya dengan setiap hari 246 bayi meninggal, setiap satu jam 10
bayi Indonesia meninggal, jadi setiap enam menit satu bayi Indonesia meninggal.
(Roesli Utami, 2008) Menurut DEPKES RI angka kematian sepsis neonatorum cukup
tinggi 13-50% dari angka kematian bayi baru lahir. Masalah yang sering timbul
sebagai komplikasi sepsis neonatorum adalah meningitis, kejang, hipotermi,
hiperbilirubinemia, gangguan nafas, dan minum.(Depkes, 2007)
Di negara berkembang termasuk Indonesia, tingginya angka morbiditas dan
mortalitas Bayi Baru Lahir Rendah (BBLR) masih menjadi masalah utama.Penyebab
utama mortalitas BBLR di negara berkembang adalah asfiksia, sindrom gangguan
nafas, infeksi, serta komplikasi hipotermi. Bayi premature maupun bayi cukup
bulan yang lahir dengan berat badan rendah, terutama di bawah 2000 gram,
terancam kematian akibat hipotermi yaitu penurunan suhu badan di bawah 36,50c
disamping asfiksia dan infeksi. (Imral Chair,2007)
C. Tujuan
1.
Tujuan Umum
Mengembangkan pola
pikir dan menambah pengetahuan serta untuk memperoleh pengalaman nyaa dan teori
yang selama ini diperoleh dalam melaksanakan Asuhan Kebidanan.
2.
Tujuan Khusus
Adapun tujuan dalam
penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Memberi
pengetahuan pada pembaca.
2. Menjelaskan
apa yang dimaksud dengan hipotermia dan patofisiologi hipotermia.
3. Menjelaskan
etiologi dan tanda serta gejala hipotermia.
4. Menjelaskan
komplikasi dan penatalaksanaan hipotermia.
5. Menjelaskan
apa saja asuhan kebidanan pada hipotermia.
BAB II
LANDASAN TEORI
A.
Konsep Dasar Hipotermia
1. Definisi Hipotermia
Beberapa definisi hipotermia
dari beberapa sumber :
1. Menurut Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirahardjo (2001),bayi
hipotermia adalah bayi dengan suhu badan dibawah normal.adapun suhu normal pada
neonatus adalah 36,5o-37,5oC. Gejala awal pada
hipotermi apabila suhu <36o C atau kedua kaki dan
tangan teraba dingin. Bila seluruh tubuh bayi terasa dingin maka bayi
sudah mengalami hipotermia sedang (suhu 320-36o C).
Disebut hipotermia berat bila suhu <32o C diperlukan
termometer ukuran rendah yang dapat mengukur sampai 25o C.
2. Menurut Indarso F(2001), disamping sebagai suatu gejala,hipotermia
merupakan awal penyakit yang berakhir dengan kematian.
3.
Menurut Sandra M.T
(1997),hipotermi yaitu suatu kondisi dimana suhu tubuh inti turun sampai
dibawah 35o C.
2. Klasifikasi
Hipotermia
1. Hipotermi spintas.
Yaitu penurunan suhu
tubuh1-2◦c sesudah lahir. Suhu tubuh akan menjadi normal kembali setelah bayi
berumur 4-8 jam, bila suhu ruang di atur sebaik-baiknya. Hipotermi sepintas ini
terdapat pada bayi dengan BBLR, hipoksia, resusitasi lama, ruangan tempat
bersalin yang dingin, bila bayi segera di bungkus setelah lahir terlalucepat di
mandikan (kurang dari 4 -6 jam sesudah lahir).
2. Hipotermi akut.
Terjadi bila bayi
berada di lingkungan yang dingin selama 6-12 jam, terdapat pada bayi dengan
BBLR, diruang tempat bersalin yang dingin, incubator yang cukup panas.
Terapinya adalah: segeralah masukan bayi segera kedalam inkubataor yang suhunya
sudah menurut kebutuhan bayi dan dalam kaadaan telanjang supaya dapat di awasi
secara teliti. Gejala bayi lemah,gelisah, pernafasan dan bunyi jantung lambat
serta kedu kaki dingin.
3. Hipotermi sekunder
Penurunan suhu
tubuh yang tidak di sebabkan oleh suhu lingkungan yang dingin, tetapi oleh
sebab lain seperti sepsis, syndrome gangguan nafas, penyakit jantung bawaan
yang berat,hipoksia dan hipoglikemi, BBLR. Pengobatan dengan mengobati penyebab
Misalnya: pemberian antibiotika,larutan glukosa, oksigen dan sebagainya.
4. Cold injuri
Yaitu hipotermi
yang timbul karena terlalu lama dalam ruang dingin(lebih dari 12 jam). Gejala:
lemah, tidak mau minum, badan dingin, oligoria , suhu berkisar sekitar
29,5◦c-35◦c, tidak banyak bergerak, oedema, serta kemerahan pada tangan, kaki
dan muka, seolah-olah dalam keadaan sehat, pengerasan jaringan sub kutis.
Pengobatan : memanaskan secara perlahan-lahan, antibiotika, pemberian larutan
glukosa10% dan kastikastiroid.
· Aktifitas
berkurang
· Suhu
badan dibawah 36,5◦c
· Lemah
· Perabaan
terhadap tubuhnya teraba dingin
· Telapak
kaki dingin (ini merupakan pertanda bahwa
hipoterminya sudah berlngsung lama)
· Kaki,
tangan dan badannya akan mengeras(sklerema)
B. Etiologi Hipotermi
Penyebab terjadinya hipotermi pada bayi yaitu :
1.
Jaringan lemak subkutan tipis.
2.
Perbandingan luas permukaan
tubuh dengan berat badan besar.
3.
Cadangan glikogen dan brown fat
sedikit.
4.
ayi baru lahir tidak ada respon
shivering (menggigil) pada reaksi kedinginan.
5.
Kurangnya pengetahuan perawat
dalam pengelolaan bayi yang berisiko tinggi mengalami hipotermia.
6.
Bayi dipisahkan dari ibunya
segera mungkin setelah lahir.
7.
Berat lahir bayi yang kurang
dan kehamilan prematur.
8.
Tempat melahirkan yang dingin.
9. Bayi asfiksia, hipoksia, resusitasi yang lama, sepsis,sindrom dengan pernapasan, hipoglikemia
perdarahan intra kranial.
Faktor pencetus hipotermia menurut Depkes RI,1992 :
1.
Faktor lingkungan.
2.
Syok.
3.
Infeksi.
4.
Gangguan endokrin metabolik.
5.
Kurang gizi
6.
Obat-obatan.
7.
Aneka cuaca
Mekanisme
hilangnya panas pada bayi yaitu :
1.
Radiasi adalah panas yang
hilang dari objek yang hangat (bayi) ke objekyang dingin. Misal BBL diletakkan
ditempat yang dingin.
2.
Konduksi adalah pindahnya panas
tubuh bayi karena kulit bayi
langsung kontak dengan permukaan yang lebih dingin. Misal popok atau celana
basah tidak langsung diganti.
3.
Konveksi adalah hilangnya panas
dari bayi ke udara sekelilingnya. Misal BBL diletakkan dekat pintu atau jendela
terbuka.
4.
Evaporasi adalah hilangnya
panas akibat penguapan dari air pada kulit bayi misalnya cairan amnion pada
bayi
C.
Patofisiologi Hipotermi
Sewaktu kulit bayi menjadi dingin, saraf afferen menyampaikan pada
sentral pengatur panas di hipothalamus.
Saraf yang dari hipothalamus sewaktu mencapaib rown fat memacu pelepasan noradrenalin
lokal sehingga trigliserida dioksidasi menjadi gliserol dan asam lemak.Blood gliserol level meningkat, tetapi asam lemak secara
lokal dikonsumsi untuk menghasilkan panas. Daerah brown fat menjadi
panas, kemudian didistribusikan ke beberapa bagian tubuh melalui aliran darah.
Ini menunjukkan bahwa bayi
akan memerlukan oksigen tambahan dan glukosa untuk metabolisme yang digunakan
untuk menjaga tubuh tetap hangat.Methabolicther mogenesis yang efektif memerlukan integritas
dari sistem syaraf sentral,kecukupan darib r
own fat, dan tersedianya
glukosa serta oksigen. Perubahan fisiologis akibat hipotermia yang terjadi pada
sistem syaraf pusat antara lain depresi linier dari metabolisme otak, amnesia,
apatis, disartria, pertimbangan yang terganggu adaptasi yang salah, EEG yang abnormal,
depressi kesadaran yang progresif, dilatasi pupil, dan halusinasi. Dalam keadaan
berat dapat terjadi kehilangan autoregulasi otak, aliran darah otak
menurun, koma, refleks okuli yang hilang, dan penurunanyangprogressif
dari aktivitas EEG.
Bayi hipotermi adalah bayi dengan suhu badan di bawah normal. Suhu
normal pada bayi neonatus adalah adalah 36,5-37,5 derajat Celsius (suhu ketiak).
Hipotermi merupakan salah satu penyebab tersering dari kematian bayi baru
lahir, terutama dengan berat badan kurang dari 2,5 Kg Gejala awal hipotermi
apabila suhu kurang dari 36 derajat Celsius atau kedua kaki dan tangan teraba
dingin.
D.
Tanda dan Gejala Hipotermi
a.
Berikut beberapa gejala bayi
terkena hipotermia,yaitu :
1. Suhu tubuh bayi turun dari normalnya.
2.
Bayi tidak mau minum atau
menetek.
3.
Bayi tampak lesu atau mengantuk
saja.
4.
Tubub bayi teraba dingin.
5.
Dalam keadaan berat denyut
jantung bayi menurun dan kulit tubuh mengeras (sklerema).
6.
Kulit bayi berwarna merah muda
dan terlihat sehat.
7.
Lebih diam dari biasanya.
8.
Hilang kesadaran.
9.
Pernapasannya cepat.
10.
Denyut nadinya melemah.
11.
Gangguan penglihatan.
12.
Pupil mata melebar (dilatasi)
dan tidak bereaksi.
b.
Berikut adalah tanda terjadinya
hipotermia
Tanda-tanda hipotermia
sedang :
a) Aktifitas
berkurang.
b) Tangisan
lemah.
c) Kulit
berwarna tidak rata (cutis malviorata).
d) Kemampuan
menghisap lemah.
e) Kaki
teraba dingin.
f) Jika
hipotermia berlanjut akan timbul cidera dingin.
c.
Tanda-tanda hipotermia berat :
a) Aktifitas
berkurang,letargis.
b) Bibir
dan kuku kebiruan.
c) Pernafasan
lambat.
d) Bunyi
jantung lambat.
e) Selanjutnya
mungkin timbul hipoglikemia dan asidosis
metabolik.
f) Risiko
untuk kematian bayi.
d.
Tanda-tanda stadium lanjut
hipotermia :
a) Muka,ujung
kaki dan tangan berwarna merah terang.
b) Bagian
tubuh lainnya pucat.
c) Kulit
mengeras merah dan timbul edema terutama pada
punggung,kaki dan tangan(sklerema).
E.
Komplikasi
Hipotermi yang terjadi pada bayi apabila tidak
tertangani dengan tepat akan menyebabkan beberapa gangguan yang akan menyertai
yakni:
1.
Gangguan sistem saraf pusat:
koma,menurunnya reflex mata(seperti mengdip)
2.
Cardiovascular: penurunan
tekanan darah secara berangsur, menghilangnya tekanan darah sistolik
3.
Pernafasan: menurunnya konsumsi
oksigen
4.
Saraf dan otot: tidak adanya
gerakan, menghilangnya reflex perifer
F.
Penatalaksanaan Umum
1.
Penanganan hipotermia secara
umum untuk bayi
Pengaturan suhu tubuh
bayi belumlah terkendali dengan baik. Bayi bisa kehilangan suhu tubuh secara
cepat dan terkena hipotermi dalam kamar yang dingin. Bayi yang mengalami
hipotermi harus dihangatkan secara bertahap. Berikut beberapa cara penanganan
hipotermia untuk bayi :
a.
Hangatkan bayi secara bertahap.
Bawalah ia ke ruangan yang hangat. Bungkuslah tubuhnya dengan selimut tebal.
b.
Pakaikan topi dan dekaplah si
kecil agar ia menjadi hangat oleh panas tubuh anda.
2.
Penanganan hipotermia secara
umum untuk balita
a.
Jika ia mampu
melakukannya,minta anak berendam air hangat. Bila warna kulitnya telah kembali
normal,segera keringkan dan bungkus tubuhnya dengan handuk tebal atau selimut.
b.
Kenakan pakaian tebal dan
baringkan anak di tempat tidur. Pakaikan selimut yang cukup banyak. Tutupi
kepalanya dengan topi atau pastikan suhu dalam ruangan cukup hangat. Temani
anak.
c.
Berikan anak minuman hangat dan
makanan penuh energi,misalnya cokelat. Jangan tinggalkan anak sendirian,kecuali
anda yakin warna kulit dan suhu tubuhnya telah kembali normal.
3.
Dan ada beberapa hal yang harus
diperhatikan antara lain :
a.
Jangan menempelkan sumber panas
langsung,seperti botol berisi air panas ke kulit anak. Anak harus menjadi
hangat secara bertahap.
b.
Jika anak hilang
kesadaran,bukalah saluran udaranya dan periksa pernapasannya. Jika anak
bernapas,baringkan ia pada posisi pemulihan,jika tidak bernapas,mulailah
bantuan pernapasan dan kompresi dada. Telepon Ambulans.
G.
Prinsip Dasar Untuk Mempertahankan Suhu Tubuh Bayi Baru Lahir
1.
Mengeringkan bayi segera
setelah lahir
Bayi
lahir dengan tubuh basah oleh air ketuban. Aliran udara melalui jendela/pintu
yang terbuka akan mempercepat terjadinya penguapan dan bayi lebih cepat
kehilangan panas tubuh. Akibatnya dapat timbul serangan dingin (cold stress)
yang merupakan gejala awal hipotermia. Bayi kedinginan biasanya tidak
memperlihatkan gejala menggigil oleh karena kontrol suhunya masih belum
sempurna. Hal ini menyebabkan gejala awal hipotermia seringkali tidak
terdeteksi oleh ibu atau keluarga bayi atau penolong persalinan. Untuk mencengah terjadinya serangan dinginadalah sebagai
berikut:
a.
setiap bayi lahir harus segera
dikeringkan dengan handuk yang kering dan bersih (sebaiknya handuk tersebut
dihangatkan terlebih dahulu). Mengeringkan tubuh bayi harus dilakukan dengan
cepat.dimulai dari kepala kemudian seluruh tubuh bayi. Handuk yang basah harus
diganti dengan handuk lain yang kering dan hangat.
b.
Setelah tubuh bayi kering
segera dibungkus dengan selimut,diberi tepi atau tutup kepala,kaos tangan dan
kaki. Selanjutnya bayi diletakkan telungkup di atas dada ibu untuk mendapatkan
kehangatan dari dekapan ibu.
c.
Memberi ASI sedini mungkin
segera setelah melahirkan agar dapat merangsang rooting refleks dan
bayi mendapat kalori.
d.
Mempertahankan bayi tetap
hangat selama dalam perjalanan pada waktu merujuk.
e.
Memberikan penghangatan pada
bayi baru lahir secara mandiri.
f.
Melatih semua orang yang
terlibat dalam pertolongan persalinan.
g.
Menunda memandikan bayi baru
lahir sampai suhu tubuh bayi stabil. Untuk mencengah terjadinya serangan dingin ibu
atau keluarga dan penolong persalinan harus menunda memandikan bayi. Beberapa kriteria dalam memandikan bayi;
a.
Pada bayi lahir sehat yaitu
lahir cukup bulan,berat>2.500 gram,langsung menangis kuat,memandikan bayi
ditunda selama kurang lebih 24 jam setelah kelahiran. Pada saat memandikan bayi
gunakanlah air hangat.
b.
Pada bayi lahir dengan risiko
(tidak termasuk kriteria di atas),keadaan umum bayi lemah atau bayi dengan
berat lahir < 2.000 gram sebaiknya bayi jangan dimandikan ditunda beberapa
hari sampai keadaan umum membaik yaitu bila suhu tubuh bayi stabil,bayi sudah
lebih kuat dan dapat menghisap ASI dengan baik.
H. Tindakan Pada Hipotermia
Bayi Baru Lahir
Bayi yang mengalami
hipotermi biasanya mudah sekali meninggal. Tindakan yang harus dilakukan adalah
segera menghangatkan bayi di dalam inkubator atau melalui penyinaran lampu.
Cara lain yang sangat
sederhana dan mudah dikerjakan oleh setiap orang adalah menghangatkan bayi
melalui panas tubuh ibu. Bayi diletakkan telungkup di dada ibu agar terjadi
kontak kulit langsung ibu dan bayi. Untuk menjaga bayi tetap hangat,tubuh ibu
dan bayi harus berada di dalam 1 pakaian (merupakan teknologi tepat guna baru)
disebut sebagai metode Kanguru. Sebaiknya ibu menggunakan pakaian longgar
berkancing depan.
Bila tubuh bayi masih
dingin,gunakanlah selimut atau kain hangat yang diseterika terlebih
dahulu yang digunakan untuk menutupi tubuh bayi dan ibu. Lakukanlah berulang
kali sampai tubuh bayi hangat.
Biasanya bayi
hipotermia menderita hipoglikemia sehingga bayi harus diberi ASI
sedikit-sedikit sesering mungkin. Bila bayi tidak mengisap beri infus glukosa
10 % sebanyak 60-80 ml/kg per hari.
BAB III
KESIMPULAN
Hipotermia
adalah suatu kondisi dimana suhu tubuh inti turun sampai dibawah 35o C.
Penyebab terjadinya hipotermi pada bayi yaitu :
1. Jaringan
lemak subkutan tipis.
2. Perbandingan
luas permukaan tubuh dengan berat badan besar.
3. Cadangan
glikogen dan brown fat sedikit.
4. Bayi
baru lahir tidak ada respon shivering (menggigil) pada reaksi kedinginan.
5. Kurangnya
pengetahuan perawat dalam pengelolaan bayi yang berisiko tinggi
mengalami hipotermia.
6. Bayi
dipisahkan dari ibunya segera mungkin setelah lahir.
7. Berat
lahir bayi yang kurang dan kehamilan prematur.
8. Tempat
melahirkan yang dingin.
9. Bayi
asfiksia, hipoksia, resusitasi yang lama, sepsis, sindrom dengan
pernapasan, hipoglikemia perdarahan
intra kranial.
Mekanisme hilangnya
panas pada bayi yaitu :
1.
Radiasi adalah panas yang
hilang dari objek yang hangat (bayi) ke objek yang dingin.
2.
Konduksi adalah pindahnya panas
tubuh bayi karena kulit bayi langsung kontak dengan permukaan yang lebih
dingin.
3.
Konveksi adalah hilangnya panas
dari bayi ke udara sekelilingnya.
4.
Evaporasi adalah hilangnya
panas akibat penguapan dari air pada kulit bay
Berikut beberapa gejala
bayi terkena hipotermia,yaitu :
1. Suhu
tubuh bayi turun dari normalnya.
2. Bayi
tidak mau minum atau menetek.
3. Bayi
tampak lesu atau mengantuk saja.
4. Tubub
bayi teraba dingin.
5. Dalam
keadaan berat denyut jantung bayi menurun dan kulit tubuh mengeras
(sklerema).
6. Kulit
bayi berwarna merah muda dan terlihat sehat.
7. Lebih
diam dari biasanya.
8. Hilang
kesadaran.
9. Pernapasannya
cepat.
10. Denyut
nadinya melemah.
11. Gangguan
penglihatan.
12. Pupil
mata melebar (dilatasi) dan tidak bereaksi.
Prinsip dasar untuk
mempertahankan suhu tubuh bayi baru lahir, yaitu :
1.
Mengeringkan bayi segera
setelah lahir
2.
Setelah tubuh bayi kering
segera dibungkus dengan selimut,diberi tepi atau tutup kepala,kaos tangan dan
kaki. Selanjutnya bayi diletakkan telungkup di atas dada ibu untuk mendapatkan
kehangatan dari dekapan ibu.
3.
Memberi ASI sedini mungkin
segera setelah melahirkan agar dapat merangsang rooting refleks dan
bayi mendapat kalori.
4.
Mempertahankan bayi tetap
hangat selama dalam perjalanan pada waktu merujuk.
5.
Memberikan penghangatan pada
bayi baru lahir secara mandiri.
6.
Melatih semua orang yang
terlibat dalam pertolongan persalinan.
7.
Menunda memandikan bayi baru
lahir sampai suhu tubuh bayi stabil.
Tindakan pada
hipotermia bayi baru lahir
1.
Bayi yang mengalami hipotermi
biasanya mudah sekali meninggal. Tindakan yang harus dilakukan adalah segera
menghangatkan bayi di dalam inkubator atau melalui penyinaran lampu.
2.
Cara lain yang sangat sederhana
dan mudah dikerjakan oleh setiap orang adalah menghangatkan bayi melalui panas
tubuh ibu. Bayi diletakkan telungkup di dada ibu agar terjadi kontak kulit
langsung ibu dan bayi. Untuk menjaga bayi tetap hangat,tubuh ibu dan bayi harus
berada di dalam 1 pakaian (merupakan teknologi tepat guna baru) disebut sebagai
metode Kanguru. Sebaiknya ibu menggunakan pakaian longgar berkancing depan.
3.
Bila tubuh bayi masih
dingin,gunakanlah selimut atau kain hangat yang diseterika terlebih
dahulu yang digunakan untuk menutupi tubuh bayi dan ibu. Lakukanlah berulang
kali sampai tubuh bayi hangat.
DAFTAR PUSTAKA
2009. Asuhan
Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir dengan Hipoterm Sedang Terhadap Bayi. Jakarta : http://d3kebidanan.blogspot.com (diakses
tanggal 15 oktober 2011 jam 16.53 WIB)
Getty.2011.Bila
Bayi Alami Hipotermia. Jakarta : http://lifestyle.okezone.com (diakses
tanggal 12 Maret 2013, jam 17.00 WIB)
Ronaldo.2009.Pertolongan
Pertama untuk Bayi dan Anak (terjemahan). Jakarta (halaman 90-91)
Penanganan
Esensial dasar Kegawat-Daruratan Obstetri dan Bayi Baru Lahir. Jakarta (halaman 75-76)
Saifudin,Abdul
Bari,George Adriaansz,Gulardi Hanifa Wiknjosastro,DjokoWaspodo.2009.AcuanNasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta (halaman372-374).
Wiknjosastro,Gulardi
H,George Adriaansz,Omo Abdul Madjid,R.Soerjo Hardjono,J.M.Seno Adjie.2008.Asuhan
Persalinan Normal.Jakarta( Halaman 123-126).
trimakasih ya mbak atas informasinya, posting ini sangat membantu sekali.
BalasHapus