Minggu, 26 Mei 2013

Makalah ASKEB neonatus tentang Hipotermi

BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang Masalah
Dewasa ini tuntutan masyarakat terhadap kualitas layanan kesehatan semakin meningkat. Hal tersebut didorong oleh berbagai perubahan mendasar di masyrakat baik ekonomi, pendidikan, teknologi dan informasi serta berbagai perubahan lainnya. Terlebih lagi tuntutan dari pemerintah yang memberikan kemudahan-kemudahan bagi masyarakat untuk menerima pelayanan kesehatan. Tidak terkecuali perubahan tuntutan masyarakat terhadap peningkatan kualitas  layanan kebidanan. Salah satu layanan kebidanan yang memerlukan peningkatan kualitas layanan adalah pelayanan asuhan terhadap bayi hipotermia.
Kehidupan bayi baru lahir yang paling kritis adalah saat mengalami masa transisidari kehidupan intrauter ke kehidupan ekstrauterin. Slah satu yang menjadi masalah yang dialami bayi pada masa transisi ini adalah hipotermia. Hipotermia yaitu penurunan suhu tubuh bayi dibawah suhu normal.
Peran bidan sangat diperlukan untuk mencengah terjadinya risiko hipotermia pada bayi.seorang bidan itu harusn memiliki pengetahuan yng luas,sikap dan keterampilan dalam melakukan asuhan untuk mencengah terjadinya hal yang tidak diinginkan. Bayi yang mengalami hipotermia mempunyai risiko tinggi terhadap kematian sehingga memerlukan pengawasan oleh perawatan yang intensif dan ketat dari tenaga kesehatan yang berpengalaman dan berkualitas tinggi.
B.  Angka Kejadian
Laporan WHO tahun 2005 angka kematian bayi baru lahir di Indonesia adalah 20 per 1000 kelahiran hidup. Jika angka kelahiran hidup di Indonesia sekitar 5 juta per tahun dan angka kematian bayi 20 per 1000 kelahiran hidup, berarti sama halnya dengan setiap hari 246 bayi meninggal, setiap satu jam 10 bayi Indonesia meninggal, jadi setiap enam menit satu bayi Indonesia meninggal. (Roesli Utami, 2008) Menurut DEPKES RI angka kematian sepsis neonatorum cukup tinggi 13-50% dari angka kematian bayi baru lahir. Masalah yang sering timbul sebagai komplikasi sepsis neonatorum adalah meningitis, kejang, hipotermi, hiperbilirubinemia, gangguan nafas, dan minum.(Depkes, 2007)
Di negara berkembang termasuk Indonesia, tingginya angka morbiditas dan mortalitas Bayi Baru Lahir Rendah (BBLR) masih menjadi masalah utama.Penyebab utama mortalitas BBLR di negara berkembang adalah asfiksia, sindrom gangguan nafas, infeksi, serta komplikasi hipotermi. Bayi premature maupun bayi cukup bulan yang lahir dengan berat badan rendah, terutama di bawah 2000 gram, terancam kematian akibat hipotermi yaitu penurunan suhu badan di bawah 36,50c disamping asfiksia dan infeksi. (Imral Chair,2007)
C.  Tujuan
1.      Tujuan Umum
Mengembangkan pola pikir dan menambah pengetahuan serta untuk memperoleh pengalaman nyaa dan teori yang selama ini diperoleh dalam melaksanakan Asuhan Kebidanan.
2.      Tujuan Khusus
Adapun tujuan dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1.      Memberi pengetahuan pada pembaca.
2.      Menjelaskan apa yang dimaksud dengan hipotermia dan patofisiologi hipotermia.
3.      Menjelaskan etiologi dan tanda serta gejala hipotermia.
4.      Menjelaskan komplikasi dan penatalaksanaan hipotermia.
5.      Menjelaskan apa saja asuhan kebidanan pada hipotermia.









BAB II
LANDASAN TEORI

   A.    Konsep Dasar Hipotermia
1.      Definisi Hipotermia
Beberapa definisi hipotermia dari beberapa sumber :
1.      Menurut Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirahardjo (2001),bayi hipotermia adalah bayi dengan suhu badan dibawah normal.adapun suhu normal pada neonatus adalah  36,5o-37,5oC. Gejala awal pada hipotermi apabila suhu <36o C atau kedua kaki dan tangan  teraba dingin. Bila seluruh tubuh bayi terasa dingin maka bayi sudah  mengalami hipotermia sedang (suhu 320-36C). Disebut hipotermia berat bila suhu <32o C diperlukan termometer ukuran rendah yang dapat mengukur sampai 25o C.
2.      Menurut Indarso F(2001), disamping sebagai suatu gejala,hipotermia merupakan awal penyakit yang berakhir dengan kematian.
3.      Menurut Sandra M.T (1997),hipotermi yaitu suatu kondisi dimana suhu tubuh inti turun sampai dibawah 35o C.
2.      Klasifikasi Hipotermia
1.      Hipotermi spintas.
Yaitu penurunan suhu tubuh1-2◦c sesudah lahir. Suhu tubuh akan menjadi normal kembali setelah bayi berumur 4-8 jam, bila suhu ruang di atur sebaik-baiknya. Hipotermi sepintas ini terdapat pada bayi dengan BBLR, hipoksia, resusitasi lama, ruangan tempat bersalin yang dingin, bila bayi segera di bungkus setelah lahir terlalucepat di mandikan (kurang dari 4 -6 jam sesudah lahir).
2.      Hipotermi akut.
Terjadi bila bayi berada di lingkungan yang dingin selama 6-12 jam, terdapat pada bayi dengan BBLR, diruang tempat bersalin yang dingin, incubator yang cukup panas. Terapinya adalah: segeralah masukan bayi segera kedalam inkubataor yang suhunya sudah menurut kebutuhan bayi dan dalam kaadaan telanjang supaya dapat di awasi secara teliti. Gejala bayi lemah,gelisah, pernafasan dan bunyi jantung lambat serta kedu kaki dingin.
3.      Hipotermi sekunder
Penurunan suhu tubuh yang tidak di sebabkan oleh suhu lingkungan yang dingin, tetapi oleh sebab lain seperti sepsis, syndrome gangguan nafas, penyakit jantung bawaan yang berat,hipoksia dan hipoglikemi, BBLR. Pengobatan dengan mengobati penyebab Misalnya: pemberian antibiotika,larutan glukosa, oksigen dan sebagainya.
4.      Cold injuri
Yaitu hipotermi yang timbul karena terlalu lama dalam ruang dingin(lebih dari 12 jam). Gejala: lemah, tidak mau minum, badan dingin, oligoria , suhu berkisar sekitar 29,5◦c-35◦c, tidak banyak bergerak, oedema, serta kemerahan pada tangan, kaki dan muka, seolah-olah dalam keadaan sehat, pengerasan jaringan sub kutis. Pengobatan : memanaskan secara perlahan-lahan, antibiotika, pemberian larutan glukosa10% dan kastikastiroid.
·       Aktifitas berkurang
·       Suhu badan dibawah 36,5◦c
·       Lemah
·       Perabaan terhadap tubuhnya teraba dingin
·       Telapak kaki dingin (ini merupakan pertanda bahwa
         hipoterminya sudah berlngsung lama)
·       Kaki, tangan dan badannya akan mengeras(sklerema)
   B.     Etiologi Hipotermi
Penyebab terjadinya hipotermi pada bayi yaitu :
1.      Jaringan lemak subkutan tipis.
2.      Perbandingan luas permukaan tubuh dengan berat badan besar.
3.      Cadangan glikogen dan brown fat sedikit.
4.      ayi baru lahir tidak ada respon shivering (menggigil) pada reaksi kedinginan.
5.      Kurangnya pengetahuan perawat dalam pengelolaan bayi yang berisiko tinggi mengalami hipotermia.
6.      Bayi dipisahkan dari ibunya segera mungkin setelah lahir.
7.      Berat lahir bayi yang kurang dan kehamilan prematur.
8.      Tempat melahirkan yang dingin.
9.      Bayi asfiksia, hipoksia, resusitasi yang lama, sepsis,sindrom dengan pernapasan, hipoglikemia perdarahan intra kranial.
Faktor pencetus hipotermia menurut Depkes RI,1992 :
1.      Faktor lingkungan.
2.      Syok.
3.      Infeksi. 
4.      Gangguan endokrin metabolik.
5.      Kurang  gizi
6.      Obat-obatan.
7.      Aneka cuaca
Mekanisme hilangnya panas pada bayi yaitu :
Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiRfPIGAWShie2G6uwoJ4WYfawINbMHYKwl-jQgx1PkvLnZBvk4ycnNGFvwZsdFW0sYY0WFuzp2HL-umXty8G1ljLrjgm3cpKMVsQXVV5-ZAqK15l3bkFdIcvnou44sP1z_e0mngMGYCg/s320/janin2.JPG
1.      Radiasi adalah panas yang hilang dari objek yang hangat (bayi) ke objekyang dingin. Misal BBL diletakkan ditempat yang dingin.
2.      Konduksi adalah pindahnya panas tubuh bayi  karena kulit bayi langsung kontak dengan permukaan yang lebih dingin. Misal popok atau celana basah tidak langsung diganti.
3.      Konveksi adalah hilangnya panas dari bayi ke udara sekelilingnya. Misal BBL diletakkan dekat pintu atau jendela terbuka.
4.      Evaporasi adalah hilangnya panas akibat penguapan dari air pada kulit bayi misalnya cairan amnion pada bayi
  C.    Patofisiologi Hipotermi
Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjezLKCMIUIIji-j_Mkt2IPI59CF2gKwXpMtpFdpYDczXj0FcsZGBSMBfQ82SirN3g8GWL8nmui4NLqReyGgsDs4tqTm51GLyKbn26J10zIO7bs3UgCRqNidwZK6FqHqhw305HPvmWqhyphenhypheng/s1600/11.jpg
Sewaktu kulit bayi menjadi dingin, saraf afferen menyampaikan pada sentral pengatur panas di  hipothalamus. Saraf yang dari hipothalamus sewaktu mencapaib rown fat memacu pelepasan noradrenalin lokal sehingga trigliserida dioksidasi menjadi gliserol dan asam lemak.Blood gliserol  level meningkat, tetapi asam lemak secara lokal dikonsumsi untuk menghasilkan panas. Daerah brown fat menjadi panas, kemudian didistribusikan ke beberapa bagian tubuh melalui aliran darah.
Ini menunjukkan bahwa bayi akan memerlukan oksigen tambahan dan glukosa untuk metabolisme yang digunakan untuk menjaga tubuh tetap hangat.Methabolicther mogenesis yang efektif memerlukan integritas dari sistem syaraf sentral,kecukupan darib r own fat, dan tersedianya glukosa serta oksigen. Perubahan fisiologis akibat hipotermia yang terjadi pada sistem syaraf pusat antara lain depresi linier dari metabolisme otak, amnesia, apatis, disartria, pertimbangan yang terganggu adaptasi yang salah, EEG yang abnormal, depressi kesadaran yang progresif, dilatasi pupil, dan halusinasi. Dalam keadaan berat dapat terjadi kehilangan autoregulasi otak, aliran darah otak menurun, koma, refleks okuli yang hilang, dan penurunanyangprogressif dari aktivitas EEG.
Bayi hipotermi adalah bayi dengan suhu badan di bawah normal. Suhu normal pada bayi neonatus adalah adalah 36,5-37,5 derajat Celsius (suhu ketiak). Hipotermi merupakan salah satu penyebab tersering dari kematian bayi baru lahir, terutama dengan berat badan kurang dari 2,5 Kg Gejala awal hipotermi apabila suhu kurang dari 36 derajat Celsius atau kedua kaki dan tangan teraba dingin.

  D.    Tanda dan Gejala Hipotermi
a.         Berikut beberapa gejala bayi terkena hipotermia,yaitu :
1.      Suhu tubuh bayi turun dari normalnya.
2.      Bayi tidak mau minum atau menetek.
3.      Bayi tampak lesu atau mengantuk saja.
4.      Tubub bayi teraba dingin.
5.      Dalam keadaan berat denyut jantung bayi menurun dan kulit tubuh mengeras (sklerema).
6.      Kulit bayi berwarna merah muda dan terlihat sehat.
7.      Lebih diam dari biasanya.
8.      Hilang kesadaran.
9.      Pernapasannya cepat.
10.  Denyut nadinya melemah.
11.  Gangguan penglihatan.
12.  Pupil mata melebar (dilatasi) dan tidak bereaksi.
b.         Berikut adalah tanda terjadinya hipotermia
Tanda-tanda hipotermia sedang :
a)      Aktifitas berkurang.
b)      Tangisan lemah.
c)      Kulit berwarna tidak rata (cutis malviorata).
d)     Kemampuan menghisap lemah.
e)      Kaki teraba dingin.
f)       Jika hipotermia berlanjut akan timbul cidera dingin.
c.         Tanda-tanda hipotermia berat :
a)      Aktifitas berkurang,letargis.
b)      Bibir dan kuku kebiruan.
c)      Pernafasan lambat.
d)     Bunyi jantung lambat.
e)      Selanjutnya mungkin timbul hipoglikemia dan asidosis  
          metabolik.
f)       Risiko untuk kematian bayi.
d.        Tanda-tanda stadium lanjut hipotermia :
a)      Muka,ujung kaki dan tangan berwarna merah terang.
b)      Bagian tubuh lainnya pucat.
c)      Kulit mengeras merah dan timbul edema terutama pada
         punggung,kaki dan tangan(sklerema).
   E.     Komplikasi
Hipotermi yang terjadi pada bayi apabila tidak tertangani dengan tepat akan menyebabkan beberapa gangguan yang akan menyertai yakni:
1.      Gangguan sistem saraf pusat: koma,menurunnya reflex mata(seperti mengdip)
2.      Cardiovascular: penurunan tekanan darah secara berangsur, menghilangnya tekanan darah sistolik
3.      Pernafasan: menurunnya konsumsi oksigen
4.      Saraf dan otot: tidak adanya gerakan, menghilangnya reflex perifer
  F.     Penatalaksanaan Umum
1.      Penanganan hipotermia secara umum untuk bayi
Pengaturan suhu tubuh bayi belumlah terkendali dengan baik. Bayi bisa kehilangan suhu tubuh secara cepat dan terkena hipotermi dalam kamar yang dingin. Bayi yang mengalami hipotermi harus dihangatkan secara bertahap. Berikut beberapa cara penanganan hipotermia untuk bayi :
a.       Hangatkan bayi secara bertahap. Bawalah ia ke ruangan yang hangat. Bungkuslah tubuhnya dengan selimut tebal.
b.      Pakaikan topi dan dekaplah si kecil agar ia menjadi hangat oleh panas tubuh anda.
2.      Penanganan hipotermia secara umum untuk balita
a.       Jika ia mampu melakukannya,minta anak berendam air hangat. Bila warna kulitnya telah kembali normal,segera keringkan dan bungkus tubuhnya dengan handuk tebal atau selimut.
b.      Kenakan pakaian tebal dan baringkan anak di tempat tidur. Pakaikan selimut yang cukup banyak. Tutupi kepalanya dengan topi atau pastikan suhu dalam ruangan cukup hangat. Temani anak.
c.       Berikan anak minuman hangat dan makanan penuh energi,misalnya cokelat. Jangan tinggalkan anak sendirian,kecuali anda yakin warna kulit dan suhu tubuhnya telah kembali normal.
3.      Dan ada beberapa hal yang harus diperhatikan antara lain :
a.       Jangan menempelkan sumber panas langsung,seperti botol berisi air panas ke kulit anak. Anak harus menjadi hangat secara bertahap.
b.      Jika anak hilang kesadaran,bukalah saluran udaranya dan periksa pernapasannya. Jika anak bernapas,baringkan ia pada posisi pemulihan,jika tidak bernapas,mulailah bantuan pernapasan dan kompresi dada. Telepon Ambulans.
  G.    Prinsip Dasar Untuk Mempertahankan Suhu Tubuh Bayi Baru Lahir
1.      Mengeringkan bayi segera setelah lahir
Bayi lahir dengan tubuh basah oleh air ketuban. Aliran udara melalui jendela/pintu yang terbuka akan mempercepat terjadinya penguapan dan bayi lebih cepat kehilangan panas tubuh. Akibatnya dapat timbul serangan dingin (cold stress) yang merupakan gejala awal hipotermia. Bayi kedinginan biasanya tidak memperlihatkan gejala menggigil oleh karena kontrol suhunya masih belum sempurna. Hal ini menyebabkan gejala awal hipotermia seringkali tidak terdeteksi oleh ibu atau keluarga bayi atau penolong persalinan. Untuk mencengah terjadinya serangan dinginadalah sebagai berikut:
a.       setiap bayi lahir harus segera dikeringkan dengan handuk yang kering dan bersih (sebaiknya handuk tersebut dihangatkan terlebih dahulu). Mengeringkan tubuh bayi harus dilakukan dengan cepat.dimulai dari kepala kemudian seluruh tubuh bayi. Handuk yang basah harus diganti dengan handuk lain yang kering dan hangat.
b.      Setelah tubuh bayi kering segera dibungkus dengan selimut,diberi tepi atau tutup kepala,kaos tangan dan kaki. Selanjutnya bayi diletakkan telungkup di atas dada ibu untuk mendapatkan kehangatan dari dekapan ibu.
c.       Memberi ASI sedini mungkin segera setelah melahirkan agar dapat merangsang rooting refleks dan bayi mendapat kalori.
d.      Mempertahankan bayi tetap hangat selama dalam perjalanan pada waktu merujuk.
e.       Memberikan penghangatan pada bayi  baru lahir secara mandiri.
f.       Melatih semua orang yang terlibat dalam pertolongan persalinan. 
g.      Menunda memandikan bayi baru lahir sampai suhu tubuh bayi stabil. Untuk mencengah terjadinya serangan dingin ibu atau keluarga dan penolong persalinan harus menunda memandikan bayi. Beberapa kriteria dalam memandikan bayi;
a.       Pada bayi lahir sehat yaitu lahir cukup bulan,berat>2.500 gram,langsung menangis kuat,memandikan bayi ditunda selama kurang lebih 24 jam setelah kelahiran. Pada saat memandikan bayi gunakanlah air hangat.
b.      Pada bayi lahir dengan risiko (tidak termasuk kriteria di atas),keadaan umum bayi lemah atau bayi dengan berat lahir < 2.000 gram sebaiknya bayi jangan dimandikan ditunda beberapa hari sampai keadaan umum membaik yaitu bila suhu tubuh bayi stabil,bayi sudah lebih kuat dan dapat menghisap ASI dengan baik.
  H.    Tindakan Pada Hipotermia Bayi Baru Lahir
Bayi yang mengalami hipotermi biasanya mudah sekali meninggal. Tindakan yang harus dilakukan adalah segera menghangatkan bayi di dalam inkubator atau melalui penyinaran lampu.
Cara lain yang sangat sederhana dan mudah dikerjakan oleh setiap orang adalah menghangatkan bayi melalui panas tubuh ibu. Bayi diletakkan telungkup di dada ibu agar terjadi kontak kulit langsung ibu dan bayi. Untuk menjaga bayi tetap hangat,tubuh ibu dan bayi harus berada di dalam 1 pakaian (merupakan teknologi tepat guna baru) disebut sebagai metode Kanguru. Sebaiknya ibu menggunakan pakaian longgar berkancing depan.
Bila tubuh bayi masih dingin,gunakanlah selimut atau kain hangat  yang diseterika terlebih dahulu yang digunakan untuk menutupi tubuh bayi dan ibu. Lakukanlah berulang kali sampai tubuh bayi hangat.
Biasanya bayi hipotermia menderita hipoglikemia sehingga bayi harus diberi ASI sedikit-sedikit sesering mungkin. Bila bayi tidak mengisap beri infus glukosa 10 % sebanyak 60-80 ml/kg per hari.







BAB III
KESIMPULAN
Hipotermia adalah suatu kondisi dimana suhu tubuh inti turun sampai dibawah 35o C. Penyebab terjadinya hipotermi pada bayi yaitu :
1.      Jaringan lemak subkutan tipis.
2.      Perbandingan luas permukaan tubuh dengan berat badan besar.
3.      Cadangan glikogen dan brown fat sedikit.
4.      Bayi baru lahir tidak ada respon shivering (menggigil) pada reaksi kedinginan.
5.      Kurangnya pengetahuan perawat dalam pengelolaan bayi yang berisiko tinggi   
         mengalami hipotermia.
6.      Bayi dipisahkan dari ibunya segera mungkin setelah lahir.
7.      Berat lahir bayi yang kurang dan kehamilan prematur.
8.      Tempat melahirkan yang dingin.
9.      Bayi asfiksia, hipoksia, resusitasi yang lama, sepsis, sindrom dengan  
         pernapasan, hipoglikemia perdarahan intra kranial.
Mekanisme hilangnya panas pada bayi yaitu :
1.             Radiasi adalah panas yang hilang dari objek yang hangat (bayi) ke objek yang dingin.
2.             Konduksi adalah pindahnya panas tubuh bayi karena kulit bayi langsung kontak dengan permukaan yang lebih dingin.
3.             Konveksi adalah hilangnya panas dari bayi ke udara sekelilingnya.
4.             Evaporasi adalah hilangnya panas akibat penguapan dari air pada kulit bay
Berikut beberapa gejala bayi terkena hipotermia,yaitu :
1.      Suhu tubuh bayi turun dari normalnya.
2.      Bayi tidak mau minum atau menetek.
3.      Bayi tampak lesu atau mengantuk saja.
4.      Tubub bayi teraba dingin.
5.      Dalam keadaan berat denyut jantung bayi menurun dan kulit tubuh mengeras
        (sklerema).
6.      Kulit bayi berwarna merah muda dan terlihat sehat.
7.      Lebih diam dari biasanya.
8.      Hilang kesadaran.
9.      Pernapasannya cepat.
10.  Denyut nadinya melemah.
11.  Gangguan penglihatan.
12.  Pupil mata melebar (dilatasi) dan tidak bereaksi.
Prinsip dasar untuk mempertahankan suhu tubuh bayi baru lahir, yaitu :
1.        Mengeringkan bayi segera setelah lahir
2.        Setelah tubuh bayi kering segera dibungkus dengan selimut,diberi tepi atau tutup kepala,kaos tangan dan kaki. Selanjutnya bayi diletakkan telungkup di atas dada ibu untuk mendapatkan kehangatan dari dekapan ibu.
3.        Memberi ASI sedini mungkin segera setelah melahirkan agar dapat merangsang rooting refleks dan bayi mendapat kalori.
4.        Mempertahankan bayi tetap hangat selama dalam perjalanan pada waktu merujuk.
5.        Memberikan penghangatan pada bayi  baru lahir secara mandiri.
6.        Melatih semua orang yang terlibat dalam pertolongan persalinan. 
7.        Menunda memandikan bayi baru lahir sampai suhu tubuh bayi stabil.
Tindakan pada hipotermia bayi baru lahir
1.        Bayi yang mengalami hipotermi biasanya mudah sekali meninggal. Tindakan yang harus dilakukan adalah segera menghangatkan bayi di dalam inkubator atau melalui penyinaran lampu.
2.        Cara lain yang sangat sederhana dan mudah dikerjakan oleh setiap orang adalah menghangatkan bayi melalui panas tubuh ibu. Bayi diletakkan telungkup di dada ibu agar terjadi kontak kulit langsung ibu dan bayi. Untuk menjaga bayi tetap hangat,tubuh ibu dan bayi harus berada di dalam 1 pakaian (merupakan teknologi tepat guna baru) disebut sebagai metode Kanguru. Sebaiknya ibu menggunakan pakaian longgar berkancing depan.
3.        Bila tubuh bayi masih dingin,gunakanlah selimut atau kain hangat  yang diseterika terlebih dahulu yang digunakan untuk menutupi tubuh bayi dan ibu. Lakukanlah berulang kali sampai tubuh bayi hangat.






DAFTAR PUSTAKA

2009. Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir dengan Hipoterm Sedang Terhadap Bayi. Jakarta  http://d3kebidanan.blogspot.com (diakses tanggal  15 oktober 2011 jam 16.53 WIB)
Getty.2011.Bila Bayi Alami Hipotermia. Jakarta : http://lifestyle.okezone.com (diakses tanggal 12 Maret 2013, jam 17.00 WIB)
Ronaldo.2009.Pertolongan Pertama untuk Bayi dan Anak (terjemahan). Jakarta (halaman 90-91)
Penanganan Esensial dasar Kegawat-Daruratan Obstetri dan Bayi Baru Lahir. Jakarta (halaman 75-76)
Saifudin,Abdul Bari,George Adriaansz,Gulardi Hanifa Wiknjosastro,DjokoWaspodo.2009.AcuanNasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta    (halaman372-374).
Wiknjosastro,Gulardi H,George Adriaansz,Omo Abdul Madjid,R.Soerjo Hardjono,J.M.Seno Adjie.2008.Asuhan Persalinan Normal.Jakarta( Halaman 123-126).



1 komentar:

  1. trimakasih ya mbak atas informasinya, posting ini sangat membantu sekali.

    BalasHapus